Kamis, 12 April 2012

Analisa Perubahan Pendapatan

Pengertian Pendapatan

        Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Sumber pendapatan :

1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
     pemegang obligasi dan pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau
    penjualan anak/cabang perusahaan.

3. hadiah , sumbangan atau penemuan

4. revaluasi aktiva

5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :

1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan . Pendapatan 
    dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi,
    penjualan dan pengumpulan piutang).

2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk
    selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :

• Volume produk yang dijual

• Harga jual produk

• Biaya produksi

Pengukuran Pendapatan

        Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

        Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Karakteristik Pendapatan : P&L menyatakan bahwa pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek : FISIK & MONETER

1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba

2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan
    dalam arti luas.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dapat diakui berdasarkan :
1. Kemajuan Produksi , mis : produksi berdasarkan pesanan, berdasarkan kontrak atas barang berwujud
    seperti pembuatan kapal, gedung, jalan raya, bendungan dll.

2. Saat produksi selesai, mis : industri ekstraktif (pertambangan), pertanian.

    Pengakuan ini disebabkan karena punya pasar yang luas dan harga yang pasti (mis : beras, timah, emas)

3. Penjualan (dasar paling obyektif/standar utama)

Dasar ini didukung oleh P&L dengan alasan :

a. Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh
    karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan
    operasi perusahaan. 
b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya,
    sebaiknya berupa kas atau piutang.

Keberatan dasar penjualan ini adalah :

a. Ada kemungkinan barang dikembalikan

b. Tidak seluruh piutang dapat tertagih

c. Ada biaya yang timbul setelah penjualan ( mis : biaya administrasi, biaya perbaikan barang dll)

d. Piutang (hasil penjualan kredit) bukan aktiva yang mempunyai daya beli yang nyata.

4. Saat penerimaan Kas, mis : perusahaan jasa dan perusahaan yang menjual secara angsuran /cicilan.

Untuk penjualan angsuran, dasar pikirannya adalah :

a. seluruh/sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai daya beli murni

b. makin lama jangka waktu untuk mengangsur semakin besar kemungkinan piutang tidak tertagih

c. biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang , biasanya lebih tinggi
    dibanding dengan biaya sesudah penjualan untuk penjualan kredit (jk.pendek).

Kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB:

Pendapatan baru dapat diakui apabila :
1. Jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi/cukup pasti segera terealisasi

   Terealisasi : telah terjadi transasksi pertukaran produk/jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas /klaim
                     untuk menerima kas.

2. Sudah terhimpun/terbentuk (earned)

Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
        Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan.

        Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan
        Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
        Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan
diakui kemudian jika fungsi

Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya

        Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

o Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat 
  dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
  periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran
  terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal 
  periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

o Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau 
   membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari
   operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan
   utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :

• Sumber pendapatan

• Produk dan kegiatan utama perusahaan.

Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya

        Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:

1. perubahan harga jual per unit produk,

2. perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan :

1. Harga pokok rata-rata per unit produk, dan

2. Kuantitas atau volume produk yang dijual.

        Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan” realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan kata-kata ”tahun lalu”.

        Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.

a. Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya
    dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.

b. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan anatara
    kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang sesungguhnya terjual.

c. Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya perbedaan antara
    harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan
    harga pokok sesungguhnya.

Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan

        Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :

a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi
    kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas,
    piutang dan persediaan”.

b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi
    perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.

c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :

1. Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
    pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).

 2. Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah
     kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of
     protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )

3. Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha
    pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik
   kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan
    kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan
    memperoleh laba yang optimal.
  
        Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya

Laporan Keuangan

        Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mempersiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor dan investor.Laporan keuangan terdiri dari 3 macam :

o Laporan Laba-Rugi (income statement). Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam
   akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode
   akuntansi.

o Laporan Perubahan Modal (statement of equity) . Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan
   keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan
   akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.

o Neraca (balance sheet) . Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang
   menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara 
   menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

        Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

        Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :

a. Rasio Likuiditas . Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
    kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :

1) Current Ratio

2) Acid Test Ratio

3) Cash Position Ratio

b. Rasio Solvabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
    kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4(empat) rasio 
    solvabilitas yang digunakan. yaitu :

1) Total Debt To Equity Ratio

2) Total Debt To Total Assets Ratio

3) Long Term Debt To Equity

4) Long Term Debt To Total Assets

c. Rasio Profitabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
    dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :

1) Return On Equity (ROE)

2) Return On Assets (ROA)

3) Net Profit Margin

4) Gross Profit Margin

Operating ratio

Rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja penjualan yaitu:

• Profit margin. Profit margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan laba (rugi) bersih
   per penjualan yang dihasilkan. Rumus untuk mencari profit margin adalah:

Profit Margin = (Laba Bersih/Penjualan) * 100%

Semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

• Rasio operasi. Rasio operasi menggambarkan perputaran operating assets dalam hubungannya dengan
  penjualan bersih dan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio Operasi = (Penjualan Bersih/Aktiva Lancar) * 100%

Semakin tinngi rasio operasi berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan aktiva lancar yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih

        Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1(1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.

      Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu 

1. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

2. Menurut ilmu akuntansi, Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

        Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui. Pengukuran pendapatan

        Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

        Pengakuan pendapatan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

1 komentar: