Minggu, 27 Mei 2012

Analisis Kredit 

       Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. 

       Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. 

       Secara fundamental, analisis kredit dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : 
(1) analisa kualitatif untuk memahami usaha debitur, posisi usaha dalam industri, kondisi persaingan, 
     ancaman pemain baru, risiko teknologi ketinggalan jaman, dan memahami gaya manajemen dari debitur.
(2) analisa arus kas atau cash flow, dengan menggunakan laporan keuangan (neraca dan rugi laba), dan melihat arus kas masuk (sumber dana) dan arus kas keluar (penggunaan dana). 

C’s dari kredit sudah sejak lama digunakan sebagai alat analisa dengan mempertimbangkan unsur character, capacity, capital, conditions, dan collateral yang merupakan 5Cs untuk menghasilkan kualitas kredit yang baik. Belakangan, kalangan bankir juga memperkenalkan tambahan beberapa C untuk 5Cs tersebut, dan 5Cs yang berbeda untuk menghasilkan kualitas kredit yang buruk. 


6 Cs dari Kredit Analisa kredit sudah berevolusi mulai dari 3C, 4C, 5C dan sekarang sudah banyak yang menggunakan 6C dan dari kredit, sebagai berikut: 
1. Character 
2. Capital 
3. Capacity 
4. Collateral 
5. Conditions of Economy 
6. Customer relationships 

Character, capacity, capital, conditions, dan collateral merupakan komponen 5C yang sudah kita kenal. Customer relationships merupakan komponen baru yang menggenapkan menjadi 6Cs. 

1. Character (Karakter) 

       Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain: 
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah; 
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya; 
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur); 
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada; 
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
 f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya. 

2. Capital ( Modal ) 

       Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank. 

3. Capacity ( Kemampuan Membayar Kewajiban ) 

       Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini: 
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. 
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus 
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank. 
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. 
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar. 

4. Collateral (Agunan) 

       Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis. 

5. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) 

       Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain: 
a. Keadaan konjungtur 
b. Peraturan-peraturan pemerintah 
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia 
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran 

6. Customer Relationships 

        Apabila bank sudah mempunyai hubungan sebelumnya dengan nasabah, maka informasi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam keputusan kredit. Namun apabila hubungan sebelumnya belum pernah ada, maka bank harus mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menyimpulkan, apakah bank ingin membina hubungan dengan nasabah dimaksud. 

       Apabila nasabah dari bank lain datang untuk memohon kredit, maka sebaiknya hal ini salah satu peringatan adanya risiko, mengapa nasabah tersebut tidak meminjam saja dari bank dimana sekarang mereka menjadi nasabah? Namun dalam era kompetisi sekarang ini, sudah menjadi kebiasaan bahwa bank semakin aktif berupaya menarik nasabah baik dari bank lain untuk menjadi nasabah mereka. 

       Semua yang diuraikan diatas sebanarnya tidak ada yang baru bagi bankir perkreditan. Semua sudah mengetahui dan sudah tidak asing sebanrnya buat mereka. Namun kesalahan demi kesalahan terus saja dibuat. Maka tetap diperlukan cadangan kredit bermasalah yang sekarnag disebut dengan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai). Yang menjadi kunci mungkin perlu senantiasa mengingat kondisi yang tidak menyenangkan apabila ketemu masalah kredit macet, sehingga kedepan kita tdak perlu lagi bersusah payah mengingat dan menerapkan metode perkreditan yang benar. Pada dasarnya bank tidak menginginkan sampai harus mengelola kredit bermasalah. Dan bankir tidak perlu mengalami hal tersebut pabaila selalu mengingat apa yang tidak boleh dilakukan bankir dalam perkreditan agar kredit yang diberikan selalu dalam keadaan sehat. 

       Ada lima atau lebih prinsip Cs yang harus diperiksa oleh bankir: character, capacity, conditions, capital, and collaterals, yang merupakan hal yang harus dilakukan dalam proses perkreditan. Diluar itu ada lagi princip Cs yang tidak boleh dilakukan oleh bankir berpengalaman, yaitu: complacency carelessness, communication, contingencies, and competition. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (1) 

• Ada 4 macam klas pinjaman yang disalurkan oleh bank2 komersial: 
1. Real estate, 
2. Individual, 
3. Komersial & industri (C&I), &
 4. Semua yang lain. 

• Pinjaman real estate meliputi pinjaman hipotek & pinjaman kepemilikan rumah. 

• Hipotek penduduk merupakan pinjaman berjangka sangat panjang dengan maturitas rata2 mendekati 25 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (2) 

• Karakteristik penting lain pinjaman hipotek: tingkat bunga hipotek & fee, & dibebankan atas pinjaman tersebut, seperti komisi, diskon, & poin2 yang dibayar oleh peminjam kepada penjual untuk mendapatkan pinjaman. 

• Tingkat bunga hipotek yang berbeda dengan tingkat bunga tetap atau mengambang, disebut dengan hipotek bertingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable-rate mortgage/ARM). 

TIPE-TIPE PINJAMAN (3) 

• ARM: hipotek yang tingkat bunganya menye-suaikan dengan pergerakan dalam suatu tingkat bunga indeks pasar dasar. 

• Di Amerika Serikat, ARM mendasarkan pada pada tingkat bunga seperti tingkat bunga obligasi pemerintah satu tahun. 

• Pinjaman individu (konsumen) meliputi pinjaman personal & mobil. 

• Penyedia pinjaman individu: bank komersial, perusahaan pembiayaan, pengecer, bank tabungan, perusahaan gas. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (4) 

• Pinjaman konsumen terbesar: pinjaman konsumen berputar, termasuk utang kartu kredit. 

• Pinjaman berputar: batas kredit dalam mana peminjam dapat menarik & membayar kembali beberapa kali selama masa berlakunya kontrak pinjaman. 

• Pinjaman komersial & industri (C&I) dapat diberikan kepada usaha kecil & korporasi. 

• Tingkat bunga: tetap atau mengambang. 

• Jangka waktu: beberapa minggu s.d ³ 8 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (5) 

• Pinjaman komersial: berjamin & tidak berjamin. 

• Pinjaman berjamin: pinjaman yang dijamin dengan suatu klaim pertama atas aset tertentu (agunan) jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman tidak berjamin: pinjaman yang hanya mempunyai klaim umum terhadap aset peminjam jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman dapat dibuat sebagai pinjaman spot & komitmen pinjaman. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (6) 

• Pinjaman spot: suatu pinjaman yang peminjamnya dapat menarik (mencairkan) dananya dengan segera. 

• Komitmen pinjaman atau batas kredit: suatu persetujuan pinjaman dengan ukuran maksimum tertentu & periode waktu berakhir maksimum tertentu, yang mana peminjamnya dapat menarik dana. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (7) 

• Kertas komersial: instrumen utang jangka pendek yang diterbitkan oleh korporasi secara langsung atau melalui penjamin kepada para pembeli di pasar keuangan, seperti reksadana pasar uang. 

• Pinjaman2 lain: bank2 lain, lembaga2 keuangan nonbank, pemerintah, bank2 asing, pemerintah2 asing. 

ANALISIS KREDIT 

• Analisis kredit dibedakan menjadi: 
1. Pinjaman real-estate; 
2. Pinjaman konsumen & usaha kecil; 
3. Pinjaman komersial & industri pasar menengah; 
4. Pinjaman komersial & industri besar.

Senin, 30 April 2012

BIAYA MODAL. 

Pengertian Biaya Modal. 

       Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang Obligasi.
2. Saham Preferen.
3. Saham Biasa.
4. Laba ditahan.

      Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.

      Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan.

      WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut.
Biaya yang harus dibayar :
1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.

      Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.

BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL. 

       Biaya Modal dari Hutang Perniagaan. Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal membayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.

Cash Discount Cod =         Interest Payment                   x 100%
                                   Nominal Wesel – Interest Payment        



Analisis Keputusan Investasi Modal 

       Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru. 

      Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan. 

      Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai. 

PAJAK PENGHASILAN 
       
      Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya. 

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI 

       Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia. 

       Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi. 
Pay back method 
Average return on investment 
Present value 
Discounted cash flow (Internal Rate of Return) 
Modified Internal Rate of Return (MIRR) 
Profitability Index (PI) 

Pay back Method 

       Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan. 
Investas 
Pay back period = 
Kas masuk bersih 

Kelemahan pay back method: 
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang. 
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. 

Kebaikan pay back method: 
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi. 
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat. 
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi 

PV Investasi 
Pay back period = 
PV Kas masuk bersih 


Average Return on Investment 

       Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi 
Rata-rata Laba sesudah pajak 
Rata-rata kembalian investasi = 
Rata-rata investasi 

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi: 
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang. 
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi 
3. Merupakan pendekatan jangka pendek. 

Present Value Method 

       Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal. 

NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal 

At Io = nilai investasi atau outlays 
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t 
( 1 + r ) t r = diacount rate t = umur proyek. 

Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki. 

Discounted Cash Flows Method (IRR) 

       Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb; 
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan. 
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya. 

Modified Internal Rate of Return (MIRR) 

       MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal. 

Nilai terminal CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = = 
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n 
dimana: 
CIF t : aliran kas masuk pada periode t 
MIRR : modified IRR 
n : usia proyek 
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan 
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan. 

Profitability Index (PI) 

       PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal. 

Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal 
PI = Investasi awal 

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi. 

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda 

       Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost. 

Langkah-langkah chain method: 
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi. 
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi 

Langkah-langkah equivalent annual cost : 
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu. 
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan. 
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2). 
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih. Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting
Rasio Keuangan 

       Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. 

       Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. 

       Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. 

Jenis-jenis Rasio Keuangan 

       Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio) 
2. Rasio Pengungkit/leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned. 
3. Rasio Efesiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover. 
4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). 
5. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value) 

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan 

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri. 
2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan ''(trend)'' dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya. 

Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 

1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. 
2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio. 
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 
4. Dalam menganalisis setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 
    1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama; 
    2)Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.     
5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios..
Analisis Trend dan Analisis Common Size Statement

Analisis trend 
       Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasilanalisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.

       Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukanadalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periodedari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jikadata yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akansemakin jelek.

Metode Least Square
Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah
* Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method),
* Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method),
* Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan
* Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method).

       Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalamdua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear darianalisis time series akan mengikuti:

Y = a + b X.

Keterangan : 
Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendnya dan 
X adalah variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam tahun).

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai persamaan:
a = ΣY / N dan 
b = ΣXY / ΣX2 

Analisa Common Size
       Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yangtelah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagaikeseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kitadalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justrumasih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kitadapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalamsuatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
       Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadimenunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut.Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaanmenggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.

       Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalaudikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukansecara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

       Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena ituCommon Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponenatau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebuttidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkanatau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya
Macam-Macam Metode Analisis Laporan Keuangan 

• Analisis Rasio 
• Analisis Common Size 
• Analisis Du Pont 
• Analisis Cross Section 
• Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan 

Penjelasannya sebagai berikut: 

Analisis Rasio 
       Rasio adalah hubungan matematis antara dua kuantitas Agar memiliki arti, rasio dalam laporan keuangan harus mengacu pada hubungan yang penting secara ekonomi. Misal, karena ada hubungan yang pentingantara laba dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan laba, maka rasio laba terhadap aset menjadi penting untuk dianalisis Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori: 
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) 
2. Rasio Solvabilitas (Solvency ratio) 
3. Rasio Aktivitas (activity ratio) 
4. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) 
5. Rasio Pasar (market ratio) 

       Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (utk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). 
• Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul. 
• Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki. 

Analisis Du Pont 
• Adalah analisis yang mempertajam analisis rasio dengan memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset. 
• Analisis Du Pont I: menghubungkan ROA, profit margin, dan perputaran aktiva ROA = Profit margin x perputaran aktiva 
• Analisis Du Pont II: memasukkan unsur financial leverage (hutang) 
• ROE = ROA/ (1-(Tot hutang/TotAset)) 
• Untuk menaikkan ROE dapat dilakukan dengan menaikkan ROA dan/atau menaikkan Hutang. 

       Analisis Cross Section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yg sejenis Definisi industri sejenis adalah 
1. Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier contoh: standar klasifikasi industri listing di BEJ. 
2. Kesamaan dari sisi permintaan Kriteria pengelompokan industri didasarkan atas produk yg dihasilkan. Contoh: misal kebutuhan komunikasi, penghasil komputer PC dengan mesin fax bisa bersaing. Kamera dengan HP. 
3. Kesamaan dalam atribut keuangan Saham-saham yg punya kesamaan atribut bisa dimasukkan dalam satu kelompok, misal: kesamaan 

       Analisis Time Series adalah analisis terhadap data historis untuk melihat tren yang mungkin timbul. 
• Trend angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang terjadi. 
• Trend perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan tren industri apakah sudah bergerak lebih baik dari trend industri. 

Metode Peramalan Ada 2 metode: mekanis dan non mekanis: 
• Metode mekanis Menggunakan teknik-teknik yang lebih objektif seperti statistik misal menggunakan model regresi (regresi sederhana /univariate maupun regrese berganda/multivariate) 
• Metode non mekanis menggunakan teknik yang bersifat subjektif dengan menggabungkan banyak pertimbangan untuk menentukan garis tren yang dibuat dengan tangan (pendekatan visual untuk univariate) dan pendekatan analis sekuritas (multivariate). (pertimbangan bisa dari faktor industri, ekonomi, pasar dll)
Urutan-Urutan Dalam Menganalisis Laporan Keuangan 

1. Memahami Latar Belakang Data Keuangan Perusahaan Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan. 

2. Memahami Kondisi-Kondisi Yang Berpengaruh Pada Perusahaan Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi; perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak; dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci. 

3. Mempelajari Dan Mereview Laporan Keuangan Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. apabila dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntasni yang berlaku umum. 

 4. Menganalisis Laporan Keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut (bila perlu disertai dengan rekomendasi)