Minggu, 27 Mei 2012

Analisis Kredit 

       Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. 

       Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. 

       Secara fundamental, analisis kredit dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : 
(1) analisa kualitatif untuk memahami usaha debitur, posisi usaha dalam industri, kondisi persaingan, 
     ancaman pemain baru, risiko teknologi ketinggalan jaman, dan memahami gaya manajemen dari debitur.
(2) analisa arus kas atau cash flow, dengan menggunakan laporan keuangan (neraca dan rugi laba), dan melihat arus kas masuk (sumber dana) dan arus kas keluar (penggunaan dana). 

C’s dari kredit sudah sejak lama digunakan sebagai alat analisa dengan mempertimbangkan unsur character, capacity, capital, conditions, dan collateral yang merupakan 5Cs untuk menghasilkan kualitas kredit yang baik. Belakangan, kalangan bankir juga memperkenalkan tambahan beberapa C untuk 5Cs tersebut, dan 5Cs yang berbeda untuk menghasilkan kualitas kredit yang buruk. 


6 Cs dari Kredit Analisa kredit sudah berevolusi mulai dari 3C, 4C, 5C dan sekarang sudah banyak yang menggunakan 6C dan dari kredit, sebagai berikut: 
1. Character 
2. Capital 
3. Capacity 
4. Collateral 
5. Conditions of Economy 
6. Customer relationships 

Character, capacity, capital, conditions, dan collateral merupakan komponen 5C yang sudah kita kenal. Customer relationships merupakan komponen baru yang menggenapkan menjadi 6Cs. 

1. Character (Karakter) 

       Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain: 
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah; 
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya; 
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur); 
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada; 
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
 f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya. 

2. Capital ( Modal ) 

       Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank. 

3. Capacity ( Kemampuan Membayar Kewajiban ) 

       Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini: 
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. 
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus 
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank. 
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. 
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar. 

4. Collateral (Agunan) 

       Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis. 

5. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) 

       Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain: 
a. Keadaan konjungtur 
b. Peraturan-peraturan pemerintah 
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia 
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran 

6. Customer Relationships 

        Apabila bank sudah mempunyai hubungan sebelumnya dengan nasabah, maka informasi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam keputusan kredit. Namun apabila hubungan sebelumnya belum pernah ada, maka bank harus mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menyimpulkan, apakah bank ingin membina hubungan dengan nasabah dimaksud. 

       Apabila nasabah dari bank lain datang untuk memohon kredit, maka sebaiknya hal ini salah satu peringatan adanya risiko, mengapa nasabah tersebut tidak meminjam saja dari bank dimana sekarang mereka menjadi nasabah? Namun dalam era kompetisi sekarang ini, sudah menjadi kebiasaan bahwa bank semakin aktif berupaya menarik nasabah baik dari bank lain untuk menjadi nasabah mereka. 

       Semua yang diuraikan diatas sebanarnya tidak ada yang baru bagi bankir perkreditan. Semua sudah mengetahui dan sudah tidak asing sebanrnya buat mereka. Namun kesalahan demi kesalahan terus saja dibuat. Maka tetap diperlukan cadangan kredit bermasalah yang sekarnag disebut dengan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai). Yang menjadi kunci mungkin perlu senantiasa mengingat kondisi yang tidak menyenangkan apabila ketemu masalah kredit macet, sehingga kedepan kita tdak perlu lagi bersusah payah mengingat dan menerapkan metode perkreditan yang benar. Pada dasarnya bank tidak menginginkan sampai harus mengelola kredit bermasalah. Dan bankir tidak perlu mengalami hal tersebut pabaila selalu mengingat apa yang tidak boleh dilakukan bankir dalam perkreditan agar kredit yang diberikan selalu dalam keadaan sehat. 

       Ada lima atau lebih prinsip Cs yang harus diperiksa oleh bankir: character, capacity, conditions, capital, and collaterals, yang merupakan hal yang harus dilakukan dalam proses perkreditan. Diluar itu ada lagi princip Cs yang tidak boleh dilakukan oleh bankir berpengalaman, yaitu: complacency carelessness, communication, contingencies, and competition. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (1) 

• Ada 4 macam klas pinjaman yang disalurkan oleh bank2 komersial: 
1. Real estate, 
2. Individual, 
3. Komersial & industri (C&I), &
 4. Semua yang lain. 

• Pinjaman real estate meliputi pinjaman hipotek & pinjaman kepemilikan rumah. 

• Hipotek penduduk merupakan pinjaman berjangka sangat panjang dengan maturitas rata2 mendekati 25 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (2) 

• Karakteristik penting lain pinjaman hipotek: tingkat bunga hipotek & fee, & dibebankan atas pinjaman tersebut, seperti komisi, diskon, & poin2 yang dibayar oleh peminjam kepada penjual untuk mendapatkan pinjaman. 

• Tingkat bunga hipotek yang berbeda dengan tingkat bunga tetap atau mengambang, disebut dengan hipotek bertingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable-rate mortgage/ARM). 

TIPE-TIPE PINJAMAN (3) 

• ARM: hipotek yang tingkat bunganya menye-suaikan dengan pergerakan dalam suatu tingkat bunga indeks pasar dasar. 

• Di Amerika Serikat, ARM mendasarkan pada pada tingkat bunga seperti tingkat bunga obligasi pemerintah satu tahun. 

• Pinjaman individu (konsumen) meliputi pinjaman personal & mobil. 

• Penyedia pinjaman individu: bank komersial, perusahaan pembiayaan, pengecer, bank tabungan, perusahaan gas. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (4) 

• Pinjaman konsumen terbesar: pinjaman konsumen berputar, termasuk utang kartu kredit. 

• Pinjaman berputar: batas kredit dalam mana peminjam dapat menarik & membayar kembali beberapa kali selama masa berlakunya kontrak pinjaman. 

• Pinjaman komersial & industri (C&I) dapat diberikan kepada usaha kecil & korporasi. 

• Tingkat bunga: tetap atau mengambang. 

• Jangka waktu: beberapa minggu s.d ³ 8 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (5) 

• Pinjaman komersial: berjamin & tidak berjamin. 

• Pinjaman berjamin: pinjaman yang dijamin dengan suatu klaim pertama atas aset tertentu (agunan) jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman tidak berjamin: pinjaman yang hanya mempunyai klaim umum terhadap aset peminjam jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman dapat dibuat sebagai pinjaman spot & komitmen pinjaman. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (6) 

• Pinjaman spot: suatu pinjaman yang peminjamnya dapat menarik (mencairkan) dananya dengan segera. 

• Komitmen pinjaman atau batas kredit: suatu persetujuan pinjaman dengan ukuran maksimum tertentu & periode waktu berakhir maksimum tertentu, yang mana peminjamnya dapat menarik dana. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (7) 

• Kertas komersial: instrumen utang jangka pendek yang diterbitkan oleh korporasi secara langsung atau melalui penjamin kepada para pembeli di pasar keuangan, seperti reksadana pasar uang. 

• Pinjaman2 lain: bank2 lain, lembaga2 keuangan nonbank, pemerintah, bank2 asing, pemerintah2 asing. 

ANALISIS KREDIT 

• Analisis kredit dibedakan menjadi: 
1. Pinjaman real-estate; 
2. Pinjaman konsumen & usaha kecil; 
3. Pinjaman komersial & industri pasar menengah; 
4. Pinjaman komersial & industri besar.

Senin, 30 April 2012

BIAYA MODAL. 

Pengertian Biaya Modal. 

       Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang Obligasi.
2. Saham Preferen.
3. Saham Biasa.
4. Laba ditahan.

      Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.

      Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan.

      WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut.
Biaya yang harus dibayar :
1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.

      Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.

BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL. 

       Biaya Modal dari Hutang Perniagaan. Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal membayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.

Cash Discount Cod =         Interest Payment                   x 100%
                                   Nominal Wesel – Interest Payment        



Analisis Keputusan Investasi Modal 

       Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru. 

      Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan. 

      Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai. 

PAJAK PENGHASILAN 
       
      Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya. 

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI 

       Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia. 

       Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi. 
Pay back method 
Average return on investment 
Present value 
Discounted cash flow (Internal Rate of Return) 
Modified Internal Rate of Return (MIRR) 
Profitability Index (PI) 

Pay back Method 

       Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan. 
Investas 
Pay back period = 
Kas masuk bersih 

Kelemahan pay back method: 
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang. 
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. 

Kebaikan pay back method: 
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi. 
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat. 
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi 

PV Investasi 
Pay back period = 
PV Kas masuk bersih 


Average Return on Investment 

       Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi 
Rata-rata Laba sesudah pajak 
Rata-rata kembalian investasi = 
Rata-rata investasi 

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi: 
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang. 
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi 
3. Merupakan pendekatan jangka pendek. 

Present Value Method 

       Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal. 

NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal 

At Io = nilai investasi atau outlays 
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t 
( 1 + r ) t r = diacount rate t = umur proyek. 

Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki. 

Discounted Cash Flows Method (IRR) 

       Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb; 
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan. 
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya. 

Modified Internal Rate of Return (MIRR) 

       MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal. 

Nilai terminal CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = = 
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n 
dimana: 
CIF t : aliran kas masuk pada periode t 
MIRR : modified IRR 
n : usia proyek 
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan 
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan. 

Profitability Index (PI) 

       PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal. 

Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal 
PI = Investasi awal 

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi. 

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda 

       Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost. 

Langkah-langkah chain method: 
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi. 
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi 

Langkah-langkah equivalent annual cost : 
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu. 
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan. 
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2). 
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih. Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting
Rasio Keuangan 

       Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. 

       Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. 

       Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. 

Jenis-jenis Rasio Keuangan 

       Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio) 
2. Rasio Pengungkit/leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned. 
3. Rasio Efesiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover. 
4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). 
5. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value) 

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan 

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri. 
2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan ''(trend)'' dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya. 

Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 

1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. 
2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio. 
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 
4. Dalam menganalisis setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 
    1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama; 
    2)Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.     
5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios..
Analisis Trend dan Analisis Common Size Statement

Analisis trend 
       Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasilanalisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.

       Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukanadalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periodedari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jikadata yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akansemakin jelek.

Metode Least Square
Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah
* Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method),
* Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method),
* Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan
* Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method).

       Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalamdua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear darianalisis time series akan mengikuti:

Y = a + b X.

Keterangan : 
Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendnya dan 
X adalah variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam tahun).

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai persamaan:
a = ΣY / N dan 
b = ΣXY / ΣX2 

Analisa Common Size
       Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yangtelah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagaikeseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kitadalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justrumasih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kitadapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalamsuatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
       Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadimenunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut.Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaanmenggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.

       Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalaudikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukansecara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

       Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena ituCommon Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponenatau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebuttidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkanatau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya
Macam-Macam Metode Analisis Laporan Keuangan 

• Analisis Rasio 
• Analisis Common Size 
• Analisis Du Pont 
• Analisis Cross Section 
• Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan 

Penjelasannya sebagai berikut: 

Analisis Rasio 
       Rasio adalah hubungan matematis antara dua kuantitas Agar memiliki arti, rasio dalam laporan keuangan harus mengacu pada hubungan yang penting secara ekonomi. Misal, karena ada hubungan yang pentingantara laba dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan laba, maka rasio laba terhadap aset menjadi penting untuk dianalisis Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori: 
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) 
2. Rasio Solvabilitas (Solvency ratio) 
3. Rasio Aktivitas (activity ratio) 
4. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) 
5. Rasio Pasar (market ratio) 

       Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (utk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). 
• Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul. 
• Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki. 

Analisis Du Pont 
• Adalah analisis yang mempertajam analisis rasio dengan memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset. 
• Analisis Du Pont I: menghubungkan ROA, profit margin, dan perputaran aktiva ROA = Profit margin x perputaran aktiva 
• Analisis Du Pont II: memasukkan unsur financial leverage (hutang) 
• ROE = ROA/ (1-(Tot hutang/TotAset)) 
• Untuk menaikkan ROE dapat dilakukan dengan menaikkan ROA dan/atau menaikkan Hutang. 

       Analisis Cross Section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yg sejenis Definisi industri sejenis adalah 
1. Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier contoh: standar klasifikasi industri listing di BEJ. 
2. Kesamaan dari sisi permintaan Kriteria pengelompokan industri didasarkan atas produk yg dihasilkan. Contoh: misal kebutuhan komunikasi, penghasil komputer PC dengan mesin fax bisa bersaing. Kamera dengan HP. 
3. Kesamaan dalam atribut keuangan Saham-saham yg punya kesamaan atribut bisa dimasukkan dalam satu kelompok, misal: kesamaan 

       Analisis Time Series adalah analisis terhadap data historis untuk melihat tren yang mungkin timbul. 
• Trend angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang terjadi. 
• Trend perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan tren industri apakah sudah bergerak lebih baik dari trend industri. 

Metode Peramalan Ada 2 metode: mekanis dan non mekanis: 
• Metode mekanis Menggunakan teknik-teknik yang lebih objektif seperti statistik misal menggunakan model regresi (regresi sederhana /univariate maupun regrese berganda/multivariate) 
• Metode non mekanis menggunakan teknik yang bersifat subjektif dengan menggabungkan banyak pertimbangan untuk menentukan garis tren yang dibuat dengan tangan (pendekatan visual untuk univariate) dan pendekatan analis sekuritas (multivariate). (pertimbangan bisa dari faktor industri, ekonomi, pasar dll)
Urutan-Urutan Dalam Menganalisis Laporan Keuangan 

1. Memahami Latar Belakang Data Keuangan Perusahaan Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan. 

2. Memahami Kondisi-Kondisi Yang Berpengaruh Pada Perusahaan Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi; perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak; dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci. 

3. Mempelajari Dan Mereview Laporan Keuangan Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. apabila dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntasni yang berlaku umum. 

 4. Menganalisis Laporan Keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut (bila perlu disertai dengan rekomendasi)
Bentuk Laporan Keuangan 

       Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement) Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07 : Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini:
a) neraca
b) laporan laba-rugi
c) laporan perubahan ekuitas
d) laporan arus kas

       Neraca (Balanced), yaitu laporan secara systematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (harta), Liabilities (hutang) dan Capital (modal). Bentuk neraca harus memenuhi persamaan akuntansi dan umumnya bebentuk: Skontro/Horizontal. Dalam bentuk ini aktiva (harta) diletakan disebelah kiri sedangkan passiva (liabities+modal) diletakan disebelah kanan Report form/Laporan. Dalam bentuk ini aktiva (harta) diletakan disebelah atas sedangakan passiva (liabities+modal) diletakan disebelah bawah Laporan perubahan Modal (Capital Statement) yaitu laporan yang menggambarkan akibat adanya selisih perhasilan dengan biaya dan unsur lainnya misalnya tambahan investasi (additional investment) atau pengambilan (withdrawals). Masih terdapat bentuk lain asalkan tidak menyimpang dari persamaan akuntansi.

       Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi (akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam system akuntansi komputer neraca dapat dususun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat divisual setiap saat. Laporan Rugi laba (income statement) yaitu laporan systematis yang menggambarkan selisih penghasilan (reveneus) dengan Biaya (Expenses) Hubungan Antar Berbagai Laporan Keuangan Laporan Keuangan berupa Neraca, LRA, LAK yang disajikan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan oleh pejabat pemerintah daerah harus memiliki hubungan satu sama lain, alias harus sinkron. Bila antar laporan memiliki perbedaan, hal tersebut harus dapat dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Bila terdapat selisih yang tidak dapat dijelaskan, hal tersebut dapat muncul sebagai masalah yang akan mempengaruhi kewajaran suatu laporan keuangan. Hubungan (artikulasi) antar laporan keuangan adalah sebagai berikut : 

A. NERACA 
1. Akun = cadangannya 
2. Kas di Bendahara Penerimaan + Kas di Bend Pengeluaran = EDL_Pendapatan yang Ditangguhkan 
3. Kas di Kasda + Kas di Bend Pengeluaran + Setara Kas (cth.Deposito <3 bln, Pendapatan BLU, dll) – Utang PFK = Ekuitas Dana Lancar _SILPA 

B. LRA 
1. SILPA tahun Berjalan = Total Pendapatan – Total Belanja + Total Penerimaan Pembiayaan – Total Pengeluaran Pembiayaan 

C. LAK 
1. LAK_Saldo awal KAS di BUD dan Bendahara Pengeluaran = LAK tahun sebelumnya_Saldo akhir KAS di BUD dan Bendahara Pengeluaran 

D. NERACA VS LRA 
1. Neraca _SILPA = LRA_SILPA 
2. Neraca_Penambahan Penyertaan Modal pada Tahun Berjalan = LRA_Pengeluaran pembiayaan untuk Penyertaan Modal Daerah 
3. Neraca_utang jangka panjang + bagian lancar utang lancar jangka panjang tahun berjalan – utang jangka panjang tahun sebelumnya = LRA_Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Jangka Panjang 
4. Neraca tahun lalu_SILPA = LRA tahun lalu_SILPA = LRA_Penggunaan SILPA tahun lalu 
5. Neraca_Penambahan aset tahun berjalan = LRA/LAK_Belanja Modal 

E. NERACA VS LAK 
1. Neraca _Kas, Bendahara Pengeluaran,Bendahara Penerimaan = LAK _Saldo Akhir Kas, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan 
2. Neraca Tahun sebelumnya_Utang PFK + LAK_Penerimaan PFK – Pengeluaran PFK = Neraca_Utang PFK. (asumsi tidak ada utang PFK di bendahara pengeluaran, kalo ada hasilnya tidak sama dan selisih adalah sebesar utang PFK di bendahara pengeluaran) 

F. LRA VS LAK 
1. LRA_Total Pendapatan = LAK_Total Arus Kas Masuk Aktivitas Operasi + Total Arus Kas Masuk Aktivitas Investasi 
2. LRA_Total Belanja = LAK_Total Arus Kas Keluar Aktivitas Operasi + Arus Kas Keluar Aktivitas Investasi 
3. LRA_Lain-lain PAD yang sah (Penjualan Aset) = LAK_Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi

Jumat, 27 April 2012

Arti Penting Analisis Laporan Keuangan

       Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.

       Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
       Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

       Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
• Neraca
• Laporan laba rugi
• Laporan perubahan ekuitas
• Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana • Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan 

       Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

       Haruslah dibedakan antara pengertian Laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP).

       Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)

Pemakai Laporan Keuangan
• Investor
• Karyawan
• Pemberi Pinjaman
• Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
• Pelanggan
• Pemerintah
• Masyarakat

       Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

       Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

          Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
• Dapat Dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat diperbandingkan

     Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan:
1. Informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan perusahaan (termasuk bank) pada suatu saat tertentu.
2. Informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
3. Informasi keuangan yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan potensi perusahaan.
4. Informasi penting lainnya yang relevan dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan.

        Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila memenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini:
• Relevan : Data yang diolah dan disajikan dalam laporan keuangan hanyalah data yang ada kaitannya dengan transaksi yang bersangkutan. Data yang tidak perlu diungkapkan dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan tidak perlu disajikan.
• Jelas dan dapat dimengerti : Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan harus ditampilkan dengan cara sedemikian rupa hingga jelas dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan. Dengan demikian, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang relevan dari informasi yang dibaca.
• Dapat diuji kebenarannya : Data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya, baik dalam bentuk dokumen dasar, formulir berharga, maupun fisik aktiva bersangkutan. Semua data dan informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh manajemen perusahaan.
• Netral : Laporan keuangan haruslah disajikan untuk dapat dipergunakan oleh semua pihak. Laporan keuangan tidak ditujukan untuk memenuhi pihak-pihak tertentu, sehingga harus dibuat lebih dari satu macam laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan informasi para pemakai. Laporan keuangan yang disajikan harus dibuat tidak bias atau harus netral sehingga semua pihak dapat mempergunakannya.
• Tepat waktu : Laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan, sehingga jelas batas pelaporan dari posisi harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya dari perusahaan yang akan dilaporkan. Waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar, dalam arti tidak terlalu terlambat sehingga dapat digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang sifatnya manajerial maupun teknikal.
• Dapat diperbandingkan : Laporan keuangan yang disajikan harus dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya sebagai dasar untuk mengikuti perkembangan arah (trend) dari harta, hutang, modal, pendapatan, serta biaya. Dasar dari laporan yang dapat diperbandingkan adalah penerapan prinsip akuntansi secara konsisten.
• Lengkap : Data yang disajikan dalam informasi akuntansi, baik dalam neraca, ikhtisar laba-rugi, maupun ikhtisar posisi keuangan, haruslah lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan. Keutuhan data akuntansi merupakan syarat mutlak bagi tercapainya azas relevan.

       Keterbatasan Laporan Keuangan 

       Laporan keuangan mempunyai kelemahan:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara;
2. Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah;
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan;
4. Laporan keuangan bersifat sejarah (histories) yang merupakan laporan kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat;
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai;
6. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian;
7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarya dilihat dari sudut ekonomi daripada berpegang pada formilnya; dan
8. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah tekhnis, sering terdapat istilah-istilah yang umum tetapi diberi pengertian yang khusus.

       Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran - taksiran dan berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16. Nilai beli rupiah makin lemah.

Kamis, 12 April 2012

Analisa Perubahan Pendapatan

Pengertian Pendapatan

        Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Sumber pendapatan :

1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
     pemegang obligasi dan pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau
    penjualan anak/cabang perusahaan.

3. hadiah , sumbangan atau penemuan

4. revaluasi aktiva

5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :

1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan . Pendapatan 
    dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi,
    penjualan dan pengumpulan piutang).

2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk
    selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :

• Volume produk yang dijual

• Harga jual produk

• Biaya produksi

Pengukuran Pendapatan

        Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

        Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Karakteristik Pendapatan : P&L menyatakan bahwa pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek : FISIK & MONETER

1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba

2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan
    dalam arti luas.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dapat diakui berdasarkan :
1. Kemajuan Produksi , mis : produksi berdasarkan pesanan, berdasarkan kontrak atas barang berwujud
    seperti pembuatan kapal, gedung, jalan raya, bendungan dll.

2. Saat produksi selesai, mis : industri ekstraktif (pertambangan), pertanian.

    Pengakuan ini disebabkan karena punya pasar yang luas dan harga yang pasti (mis : beras, timah, emas)

3. Penjualan (dasar paling obyektif/standar utama)

Dasar ini didukung oleh P&L dengan alasan :

a. Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh
    karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan
    operasi perusahaan. 
b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya,
    sebaiknya berupa kas atau piutang.

Keberatan dasar penjualan ini adalah :

a. Ada kemungkinan barang dikembalikan

b. Tidak seluruh piutang dapat tertagih

c. Ada biaya yang timbul setelah penjualan ( mis : biaya administrasi, biaya perbaikan barang dll)

d. Piutang (hasil penjualan kredit) bukan aktiva yang mempunyai daya beli yang nyata.

4. Saat penerimaan Kas, mis : perusahaan jasa dan perusahaan yang menjual secara angsuran /cicilan.

Untuk penjualan angsuran, dasar pikirannya adalah :

a. seluruh/sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai daya beli murni

b. makin lama jangka waktu untuk mengangsur semakin besar kemungkinan piutang tidak tertagih

c. biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang , biasanya lebih tinggi
    dibanding dengan biaya sesudah penjualan untuk penjualan kredit (jk.pendek).

Kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB:

Pendapatan baru dapat diakui apabila :
1. Jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi/cukup pasti segera terealisasi

   Terealisasi : telah terjadi transasksi pertukaran produk/jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas /klaim
                     untuk menerima kas.

2. Sudah terhimpun/terbentuk (earned)

Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
        Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan.

        Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan
        Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
        Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan
diakui kemudian jika fungsi

Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya

        Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

o Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat 
  dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
  periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran
  terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal 
  periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

o Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau 
   membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari
   operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan
   utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :

• Sumber pendapatan

• Produk dan kegiatan utama perusahaan.

Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya

        Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:

1. perubahan harga jual per unit produk,

2. perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan :

1. Harga pokok rata-rata per unit produk, dan

2. Kuantitas atau volume produk yang dijual.

        Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan” realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan kata-kata ”tahun lalu”.

        Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.

a. Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya
    dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.

b. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan anatara
    kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang sesungguhnya terjual.

c. Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya perbedaan antara
    harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan
    harga pokok sesungguhnya.

Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan

        Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :

a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi
    kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas,
    piutang dan persediaan”.

b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi
    perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.

c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :

1. Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
    pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).

 2. Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah
     kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of
     protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )

3. Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha
    pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik
   kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan
    kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan
    memperoleh laba yang optimal.
  
        Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya

Laporan Keuangan

        Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mempersiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor dan investor.Laporan keuangan terdiri dari 3 macam :

o Laporan Laba-Rugi (income statement). Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam
   akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode
   akuntansi.

o Laporan Perubahan Modal (statement of equity) . Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan
   keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan
   akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.

o Neraca (balance sheet) . Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang
   menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara 
   menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

        Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

        Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :

a. Rasio Likuiditas . Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
    kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :

1) Current Ratio

2) Acid Test Ratio

3) Cash Position Ratio

b. Rasio Solvabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
    kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4(empat) rasio 
    solvabilitas yang digunakan. yaitu :

1) Total Debt To Equity Ratio

2) Total Debt To Total Assets Ratio

3) Long Term Debt To Equity

4) Long Term Debt To Total Assets

c. Rasio Profitabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
    dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :

1) Return On Equity (ROE)

2) Return On Assets (ROA)

3) Net Profit Margin

4) Gross Profit Margin

Operating ratio

Rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja penjualan yaitu:

• Profit margin. Profit margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan laba (rugi) bersih
   per penjualan yang dihasilkan. Rumus untuk mencari profit margin adalah:

Profit Margin = (Laba Bersih/Penjualan) * 100%

Semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

• Rasio operasi. Rasio operasi menggambarkan perputaran operating assets dalam hubungannya dengan
  penjualan bersih dan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio Operasi = (Penjualan Bersih/Aktiva Lancar) * 100%

Semakin tinngi rasio operasi berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan aktiva lancar yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih

        Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1(1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.

      Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu 

1. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

2. Menurut ilmu akuntansi, Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

        Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui. Pengukuran pendapatan

        Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

        Pengakuan pendapatan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.