Minggu, 27 Mei 2012

Analisis Kredit 

       Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. 

       Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. 

       Secara fundamental, analisis kredit dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : 
(1) analisa kualitatif untuk memahami usaha debitur, posisi usaha dalam industri, kondisi persaingan, 
     ancaman pemain baru, risiko teknologi ketinggalan jaman, dan memahami gaya manajemen dari debitur.
(2) analisa arus kas atau cash flow, dengan menggunakan laporan keuangan (neraca dan rugi laba), dan melihat arus kas masuk (sumber dana) dan arus kas keluar (penggunaan dana). 

C’s dari kredit sudah sejak lama digunakan sebagai alat analisa dengan mempertimbangkan unsur character, capacity, capital, conditions, dan collateral yang merupakan 5Cs untuk menghasilkan kualitas kredit yang baik. Belakangan, kalangan bankir juga memperkenalkan tambahan beberapa C untuk 5Cs tersebut, dan 5Cs yang berbeda untuk menghasilkan kualitas kredit yang buruk. 


6 Cs dari Kredit Analisa kredit sudah berevolusi mulai dari 3C, 4C, 5C dan sekarang sudah banyak yang menggunakan 6C dan dari kredit, sebagai berikut: 
1. Character 
2. Capital 
3. Capacity 
4. Collateral 
5. Conditions of Economy 
6. Customer relationships 

Character, capacity, capital, conditions, dan collateral merupakan komponen 5C yang sudah kita kenal. Customer relationships merupakan komponen baru yang menggenapkan menjadi 6Cs. 

1. Character (Karakter) 

       Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain: 
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah; 
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya; 
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur); 
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada; 
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
 f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya. 

2. Capital ( Modal ) 

       Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank. 

3. Capacity ( Kemampuan Membayar Kewajiban ) 

       Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini: 
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. 
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus 
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank. 
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. 
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar. 

4. Collateral (Agunan) 

       Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis. 

5. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) 

       Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain: 
a. Keadaan konjungtur 
b. Peraturan-peraturan pemerintah 
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia 
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran 

6. Customer Relationships 

        Apabila bank sudah mempunyai hubungan sebelumnya dengan nasabah, maka informasi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam keputusan kredit. Namun apabila hubungan sebelumnya belum pernah ada, maka bank harus mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menyimpulkan, apakah bank ingin membina hubungan dengan nasabah dimaksud. 

       Apabila nasabah dari bank lain datang untuk memohon kredit, maka sebaiknya hal ini salah satu peringatan adanya risiko, mengapa nasabah tersebut tidak meminjam saja dari bank dimana sekarang mereka menjadi nasabah? Namun dalam era kompetisi sekarang ini, sudah menjadi kebiasaan bahwa bank semakin aktif berupaya menarik nasabah baik dari bank lain untuk menjadi nasabah mereka. 

       Semua yang diuraikan diatas sebanarnya tidak ada yang baru bagi bankir perkreditan. Semua sudah mengetahui dan sudah tidak asing sebanrnya buat mereka. Namun kesalahan demi kesalahan terus saja dibuat. Maka tetap diperlukan cadangan kredit bermasalah yang sekarnag disebut dengan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai). Yang menjadi kunci mungkin perlu senantiasa mengingat kondisi yang tidak menyenangkan apabila ketemu masalah kredit macet, sehingga kedepan kita tdak perlu lagi bersusah payah mengingat dan menerapkan metode perkreditan yang benar. Pada dasarnya bank tidak menginginkan sampai harus mengelola kredit bermasalah. Dan bankir tidak perlu mengalami hal tersebut pabaila selalu mengingat apa yang tidak boleh dilakukan bankir dalam perkreditan agar kredit yang diberikan selalu dalam keadaan sehat. 

       Ada lima atau lebih prinsip Cs yang harus diperiksa oleh bankir: character, capacity, conditions, capital, and collaterals, yang merupakan hal yang harus dilakukan dalam proses perkreditan. Diluar itu ada lagi princip Cs yang tidak boleh dilakukan oleh bankir berpengalaman, yaitu: complacency carelessness, communication, contingencies, and competition. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (1) 

• Ada 4 macam klas pinjaman yang disalurkan oleh bank2 komersial: 
1. Real estate, 
2. Individual, 
3. Komersial & industri (C&I), &
 4. Semua yang lain. 

• Pinjaman real estate meliputi pinjaman hipotek & pinjaman kepemilikan rumah. 

• Hipotek penduduk merupakan pinjaman berjangka sangat panjang dengan maturitas rata2 mendekati 25 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (2) 

• Karakteristik penting lain pinjaman hipotek: tingkat bunga hipotek & fee, & dibebankan atas pinjaman tersebut, seperti komisi, diskon, & poin2 yang dibayar oleh peminjam kepada penjual untuk mendapatkan pinjaman. 

• Tingkat bunga hipotek yang berbeda dengan tingkat bunga tetap atau mengambang, disebut dengan hipotek bertingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable-rate mortgage/ARM). 

TIPE-TIPE PINJAMAN (3) 

• ARM: hipotek yang tingkat bunganya menye-suaikan dengan pergerakan dalam suatu tingkat bunga indeks pasar dasar. 

• Di Amerika Serikat, ARM mendasarkan pada pada tingkat bunga seperti tingkat bunga obligasi pemerintah satu tahun. 

• Pinjaman individu (konsumen) meliputi pinjaman personal & mobil. 

• Penyedia pinjaman individu: bank komersial, perusahaan pembiayaan, pengecer, bank tabungan, perusahaan gas. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (4) 

• Pinjaman konsumen terbesar: pinjaman konsumen berputar, termasuk utang kartu kredit. 

• Pinjaman berputar: batas kredit dalam mana peminjam dapat menarik & membayar kembali beberapa kali selama masa berlakunya kontrak pinjaman. 

• Pinjaman komersial & industri (C&I) dapat diberikan kepada usaha kecil & korporasi. 

• Tingkat bunga: tetap atau mengambang. 

• Jangka waktu: beberapa minggu s.d ³ 8 tahun. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (5) 

• Pinjaman komersial: berjamin & tidak berjamin. 

• Pinjaman berjamin: pinjaman yang dijamin dengan suatu klaim pertama atas aset tertentu (agunan) jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman tidak berjamin: pinjaman yang hanya mempunyai klaim umum terhadap aset peminjam jika terjadi gagal bayar. 

• Pinjaman dapat dibuat sebagai pinjaman spot & komitmen pinjaman. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (6) 

• Pinjaman spot: suatu pinjaman yang peminjamnya dapat menarik (mencairkan) dananya dengan segera. 

• Komitmen pinjaman atau batas kredit: suatu persetujuan pinjaman dengan ukuran maksimum tertentu & periode waktu berakhir maksimum tertentu, yang mana peminjamnya dapat menarik dana. 

TIPE-TIPE PINJAMAN (7) 

• Kertas komersial: instrumen utang jangka pendek yang diterbitkan oleh korporasi secara langsung atau melalui penjamin kepada para pembeli di pasar keuangan, seperti reksadana pasar uang. 

• Pinjaman2 lain: bank2 lain, lembaga2 keuangan nonbank, pemerintah, bank2 asing, pemerintah2 asing. 

ANALISIS KREDIT 

• Analisis kredit dibedakan menjadi: 
1. Pinjaman real-estate; 
2. Pinjaman konsumen & usaha kecil; 
3. Pinjaman komersial & industri pasar menengah; 
4. Pinjaman komersial & industri besar.